beranda

Selasa, 12 April 2011

Berikut ini Wawancara saya dengan seorang ibu yang sukses dalam kehidupan tanpa mengenyam pendidikan dibangku sekolah ini adalah kisah nyata


Teguh                 : Selamat siang bu?
Ibu jumirah         : siang juga nak, mari masuk nak
Teguh                 : makasih bu, saya teguh yang kemarin ingin wawancara ibu dalam menuju sukses? Maaf       kalau hari saya menggangu ibu?
Ibu Jumirah         : ow, ni ya namanya nak teguh, ow gak ganggu kebetulan ibu lagi santai aj nih nak
Teguh                 : iya  bu, kalau begitu saya boleh langsung wawancara ibu? Pendidikan terakhir ibu apa?      Berapa bersaudar ibu dan anak ke berapa?
Ibu Jumirah        : silahkan nak, ibu gak sekolah nak, dulu orang tua ibu tidak punya duit buat sekolahin ibu, bapak ibu hanya seorang tukang becak dan ibuny ibu Cuma seorang buruh tani, ibu saja tidak bisa baca nak, ibu punya   6 bersaudara nak dan ibu anak ke 3. Dulu ibu membantu orang tua cri kerja  untuk menambah uang makan karena saudara ibu banyak, ibu bekerja dan uangnya untuk biaya sekolah adik-adik ibu.
Teguh                : Begitu ya bu, klo boleh saya tahu bagaimana ibu sampai bisa ke jakarta dan ibu tinggal dmana dijakarta?
Ibu jumirah         : dulu itu saya sampai ke jakarta ngikut orang nak, ibu diajak orang sebagai pembantu disana  dan tinggal dirumah kontrakan yang kecil yang satu kamar. makan, tidur dll diruangan itu dengan suami, dulu itu umur ibu masih 20 tahun merantau ke jakarta.
Teguh                : Kapan ibu menikah?
Ibu jumirah        : ibu menikah pada saat merantau ke jakarta dan merantau bersama suami ibu, pada saat itu kami menikah muda, setelah menikah kami merantau ke jakarta
Teguh                : Sejak kapan ibu mulai berdagang?
Ibu jumirah        : dulu ibu berdagang setelah 2 tahun bekerja jadi pembantu ibu mulai berdagang apa saja yang penting halal. Dan ibu tinggal dikontrakan yang kecil dengan bilik disampingnya. Dan ibu menekuni dagang sayuran pada saat itu sampai saat ini.
Teguh               : Bapak bekerja jadi apa dulu bu?
Ibu jumirah       : dulu bapak berdagang bakso, bangunan, ngikut orang dll sudah dia lakukan.
Teguh               : Bolehkan ibu ceritakan kenapa ibu sampai bisa sukses saat ini tanpa bersekolah?
Ibu jumirah       : Dulu Ibu berjualan sayuran keliling karena dulu masih jarang yang jualan sayuran, ibu jualan 
                       lah sayuran, ibu berjualan sayuran jalan kaki dengan menggunkan bakul, ibu menawarkan sayuran dari rumah kerumah dari pagi sampai siang, ibu berjualan sampai bertahun-tahun tanpa rasa lelah walaupun ibu merasa lelah, demi anak ibu rela berjuang karena ibu tidak punya keahlian selain berdagang. Sampai ibu dengan menyisihkan uang sedikit demi sedikit dan bisa membeli rumah sendiri walaupun rumahnya atapnya seng dari hasil jualan, waktu itu ibu sudah punya anak satu. Waktu itu ibu punya anak satu, waktu itu ibu merasa capek klo harus jualan sayuran keliling dan ibu mulai jualan sayuran menetap dipasar, tapi ibu berjualan malam hari sampai pagi hari dan siang hari membeli sayuran untuk di jual malam hari, waktu dagang anak ibu dititipkan pada adik ibu, hari pertama dagang hanya sedikit pelanggan tetapi ibu bersabar lama-kelamaan yang membeli di ibu makin banyak dan menjadi langganan ditempat. Syukur alhamdulilah walupun capek ibu berdagang pagi siang dan malam demi anak sampai ibu bisa  menyisihkan uang untuk biaya sekolah anak ibu agar bisa sekolah agar tidak seperti saya yang susah payah untuk makan. Aktivitas ibu begitu terus belanja siang pulang malem dan berangkat lagi jam 12 untuk menjuak sayuran. Itu terus sampai bertahun-tahun ibu kumpulkan uang hasil untung dagang dan setelah kumpul ibu membangun kontrakan untuk tabungan ibu masa depan walaupun rumah ibu masih seng. Ibu sangat bersyukur dagangan ibu lancar dan ibu di beri rezeki dan ibu bisa membeli rumah lagi dan dapat membangun rumah sampai saat ini dan yang paling penting ibu bisa menyekolahkan anak ibu. Begitulah dulu ibu dengan keringat dan susah payah mengumpulkan uang dan ditabung demi masa depan walaupun lelah.
Teguh               : subhanaallah, ibu benar-benar wanita hebat bu, saya merasa terharu dan bangga kepada ibu mendengar cerita ibu tadi. Terima kasih bu atas cerita perjalanan ibu, saya merasa semangat untuk membahagiakan ibu saya.
Ibu jumirah      : sama-sama nak, mudah-mudahan cerita ibu bisa jadi pengalaman supaya nak bisa kerja keras dalam hidup ini.  



1 komentar:

  1. ok...jangan sia-siakan ketika kita berjumpa dengan sipapun dan apapun....karena kehendak Tuhan sendang berjalan...dan suatu saat kita akan di bantu oleh orang2 ITU....

    BalasHapus